Dahulu Klenang Kidul bukanlah desa
yang ramai seperti saat ini. Desa ini hanyalah berupa hutan jati yang
berpuluh-puluh hektar luasnya. Pada suatu hari ada seorang pengembara yang
kebetulan melintasi hutan itu. Beliau bernama Bujuk Kasa. Ia mengembara bersama
istrinya. Melihat begitu suburnya tanaman yang tumbuh disitu, disertai dengan
aliran sungai yang deras dengan airnya yang begitu jernih, timbul keinginan
untuk menjadikan tempat itu sebuah pemukiman. Akhirnya dibabatlah hutan itu dan
dia membuat sebuah pondok kecil dan tinggallah ia di sana bersama keluarganya.
Hari berganti hari bulan berganti bulan, akhirnya semakin banyak orang ikut
membabat hutan dan mendirikan rumah-rumah sederhana disana. Bujuk Kasa bersama
penduduk lainnya mulai berfikir untuk memberi nama tempat itu. Tapi mereka
bingung nama apa gerangan yang pantas untuk tempat yang mereka diami itu.
Konon suatu hari terdengar suara
lenong yang begitu merdu bunyi gamelan. Ning. . . . .ning . . . . . nung . . .
. . . begitu suara itu terdengar. Penduduk penasaran dan ingin tahu siapa
gerangan yang menabuh gamelan itu. Mereka semua mencari menuju kea rah dari
mana suara itu berasal. Tapi begitu didekati suara itu menghilang, tak selang
beberapa lama gamelan itu berbunyi lagi, begitu didekati suara itu menghilang
demikian seterusnya.
Bujuk Kasa yang pada saat itu
turut mengamati kejadian itu akhirnya mengambil untuk menamai itu Klenang. Kle maksudnya ada keliling Nang ada bunyi dari suara misterius
itu. Jadi Klenang artinya bunyi-bunyi yang selalu berpindah-pindah.
0 komentar:
Posting Komentar